Daftar Isi
Modal awal | |
---|---|
Keterangan | Harga |
Kolam nila terpal | Rp2 Juta |
Jaring | Rp150 ribu |
Pompa air | Rp500 ribu |
Wadah dan jerigen | Rp100 ribu |
Alat pembersih kolam | Rp100 ribu |
Total | Rp2,85 juta |
Biaya produksi yang dibutuhkan selama satu periode panen (3 bulan) | |
---|---|
Keterangan | Harga |
Bibit Ikan nila 5000 ekor | Rp2 Juta |
Pakan ikan nila 300 kg | Rp2 juta |
Obat-obatan | Rp2 juta |
Pengemasan | Rp500 ribu |
Total | Rp6,5 juta |
Biaya-biaya tambahan | |
---|---|
Keterangan | Harga |
Air dan listrik | Rp1,2 juta |
Biaya penyusutan lainnya | Rp1,7 juta |
Total | Rp2 juta |
Dengan rincian biaya di atas, maka keuntungan yang bisa kamu dapatkan selama masa panen jika harga jual nila per kilo Rp30 ribu dengan per kilonya berisi 10 ikan adalah:
- Total ikan nila per kilo: 5000 ekor/10=500 kg
- Keuntungan kotor: 500 kg x Rp30 ribu=Rp15 juta
- Keuntungan bersih (pendapatan kotor – biaya produksi – biaya lainnya): Rp15 juta – (Rp6,5 juta + Rp2 juta)=Rp6,5 juta
- Jadi, keuntungan yang bisa kamu dapatkan dalam sekali panen adalah Rp6,5 juta.
Kelebihan dan kekurangan budidaya ikan nila
Ikan nila punya kelebihan sebagai salah satu komoditas yang paling banyak dicari masyarakat ketika ingin menyantap ikan lezat sebagai menu makan. Selain itu, ikan nila memiliki perawatan yang mudah untuk dilakukan.
Namun, ikan nila adalah jenis ikan yang senang berada di kondisi air bersih dengan sirkulasi air yang konstan. Ini tentunya akan menyulitkan jika tidak memiliki sumber air yang melimpah atau hanya mengandalkan air tanah, apalagi jika musim kemarau tiba dan air mengering.
Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk budidaya ikan nila sebaiknya pastikan lahan yang sudah ditentukan sesuai dengan standar perawatan ikan nila, seperti berada di area sumber air melimpah seperti sungai ataupun irigasi sehingga bisnis budidaya tetap lancar dan panen melimpah.